BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada
tingkat konsumsi, Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang umumnya
disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya
kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi,
menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya
masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu
yang disertai dengan minimnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan
kesehatan. Dengan demikian, sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian
terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko
untuk menjadi kurang gizi.
Tingginya angka kematian ini juga dampak dari
kekurangan gizi pada penduduk. Mulai dari bayi dilahirkan, masalahnya sudah
mulai muncul, yaitu dengan banyaknya bayi lahir dengan berat badan rendah
(BBLR<2.5 Kg). Masalah ini berlanjut dengan tingginya masalah gizi kurang
pada balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai dengan usia lanjut.
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan
masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan
medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah
multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan
berbagai sektor yang terkait.
Suatu penyakit timbul karena tidak seimbangnya
berbagai faktor, baik dari sumber penyakit (agens), pejamu (host) dan
lingkungan (environment). Hal itu disebut juga dengan istilah penyebab majemuk
(multiple causation of diseases) sebagai lawan dari peiiyebab tunggal (single
causation).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud
dengan gizi?
2. Apa fungsi dari gizi
tersebut!
3. Bagaimana cara
perbaikan status gizi?
4. Faktor apa saja yang
mempengaruhi gizi seseorang?
C. Tujuan
Agar kita dapat memahami tentang definisi gizi, memahami gizi dalam
kesehatan masyarakat, dan juga mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi status
gizi seseorang.
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiwa dapat memehami apa
dimaksud dengan gizi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi
Secara etimologi, kata “gizi” berasal dari bahasa Arab
“ghidza”, yang berarti “makanan”. Menurut dialek Mesir, “ghidza” dibaca
“ghizi”.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan.
B. Pengertian Ilmu Gizi
Ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang
mempelajari proses pangan setelah dikonsumsi oleh manusia, masuk ke dalam
tubuh, mengalami pencernaan, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
serta pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan yang berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan yang sehat serta gigi yang sehat pula.
C. Fungsi dari Gizi
Gizi memiliki beberapa fungsi yang berperan dalam
kesehatan tubuh makhluk hidup, yaitu:
1. Memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak
2. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan
sehari-hari
3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai
keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain
4. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh
terhadap berbagai penyakit (protein).
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat
gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan;
kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja.
Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam
proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat
bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung
unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya,
dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang
mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan
atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan
dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang
beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung,
gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan
santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat
tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan
makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari
hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju.
Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran
dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang
berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
D. Gizi dalam Kesehatan Masyarakat
Terkait erat dengan ”gisi kesehatan masyarakat” adalah
”kesehatan gizi masyarakat,” yang mengacu pada cabang populasi terfokus
kesehatan masyarakat yang memantau diet, status gizi dan kesehatan, dan program
pangan dan gizi, dan memberikan peran kepemimpinan dalam menerapkan publik
kesehatan prinsip-prinsip untuk kegiatan yang mengarah pada promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit melalui pengembangan kebijakan dan perubahan
lingkungan.
Definisi Gizi kesehatan masyarakat merupakan
penyulingan kompetensi untuk gizi kesehatan masyarakat yang disarankan oleh
para pemimpin nasional dan internasional dilapangan.
Gizi istilah dalam kesehatan masyarakat mengacu pada
gizi sebagai komponen dari cabang kesehatan masyarakat , ”gizi dan kesehatan
masyarakat” berkonotasi koeksistensi gizi dan kesehatan masyarakat, dan gizi
masyarakat mengacu pada cabang kesehatan masyarakat yang berfokus pada promosi
kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat dengan menyediakan layanan
berkualitas dan program-program berbasis masyarakat yang disesuaikan dengan
kebutuhan yang unik dari komunitas yang berbeda dan populasi. Gizi masyarakat
meliputi program promosi kesehatan, inisiatif kebijakan dan legislatif,
pencegahan primer dan sekunder, dan kesehatan di seluruh rentang hidup.
E. Definisi Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan
indikator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Adapun definisi lain
menurut Suyatno, Ir. Mkes, Status gizi yaitu Keadaan yang diakibatkan oleh status
keseimbangan antara jumlah asupan (“intake”) zat gizi dan jumlah yang
dibutuhkan (“requirement”) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis:
(pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan
lainnya). Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat
kebugaran dan kesehatan, membantu pertumbuhan bagi anak, serta menunjang
pembinaan prestasi olahragawan. Status gizi ini menjadi penting karena
merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan atau kematian. Status
gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga
terhadap kemampuan dalam proses pemulihan kesehatan. Status gizi juga
dibutuhkan untuk mengetahui ada atau tidaknya malnutrisi pada individu maupun
masyarakat. Dengan demikian, status gizi dapat dibedakan menjadi gizi kurang,
gizi baik, dan gizi lebih.
F.
Indikator Status Gizi
Indikator status gizi yaitu tanda-tanda yang dapat
memberikan gambaran tentang keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan
zat gizi oleh tubuh. Indikator status gizi umumnya secara langsung dapat
terlihat dari kondisi fisik atau kondisi luar seseorang.
Contoh: pertumbuhan fisik → ukuran tubuh → antropometri (berat badan, tinggi badan, dan
lainnya).
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Seseorang
1.
Faktor Lingkungan
Lingkungan yang buruk seperti air minum yang tidak
bersih, tidak adanya saluran penampung air limbah, tidak menggunakan kloset
yang baik, juga kepadatan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan penyebaran
kuman pathogen. Lingkungan yang mempunyai iklim tertentu berhubungan dengan
jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan produksi tanaman.
2.
Faktor Ekonomi
Di banyak negara yang secara ekonomis kurang
berkembang, sebagian besar penduduknya berukuran lebih pendek karena gizi yang
tidak mencukupi dan pada umunya masyarakat yang berpenghasilan rendah mempunyai
ukuran badan yang lebih kecil.
Masalah gizi di negara-negara miskin yang berhubungan
dengan pangan adalah mengenai kuantitas dan kualitas. Kuantitas menunjukkan
penyediaan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan energi bagi tubuh. Kualitas
berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi khusus yang diperlukan untuk
petumbuhan, perbaikan jaringan, dan pemeliharaan tubuh dengan segala fungsinya.
3.
Faktor Sosial-Budaya
Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir
yang dapat dicapai oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar menentukan
kesanggupan untuk mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan sifat
tersebut. Di negara-negara berkembang memperlihatkan perbaikan gizi pada
tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan tinggi badan yang jelas.
4.
Faktor Biologis atau Keturunan
Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir
yang dapat dicapai oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar menentukan kesanggupan
untuk mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan sifat tersebut. Di
negara-negara berkembang memperlihatkan perbaikan gizi pada tahun-tahun
terakhir mengakibatkan perubahan tinggi badan yang jelas.
G. Akibat yang Ditimbulkan karena Gizi Salah (Malnutrisi)
Gizi salah berpengaruh negatif terhadap perkembangan
mental, perkembangan fisik, produktivitas, dan kesanggupan kerja manusia. Gizi
salah yang diderita pada masa periode dalam kandungan dan periode anak-anak,
menghambat kecerdasan anak. Anak yang menderita gizi salah tingkat berat
mempunyai otak yang lebih kecil daripada ukuran otak rata-rata dan mempunyai
sel otak yang kapasitasnya 15%-20% lebih rendah dibandingkan dengan anak yang
bergizi baik. Studi di beberapa negara menunjukkan bahwa anak yang pernah
menderita gizi salah, hasil tes mentalnya kurang bila dibandingkan dengan hasil
tes mental anak lain yang bergizi baik. Anak yang menderita gizi salah
mengalami kelelahan mental serta fisik, dan dengan demikian mengalami kesulitan
untuk berkonsentrasi di dalam kelas, dan seringkali ia tersisihkan dari
kehidupan sekitarnya.
Anak yang berasal dari keluarga dengan tingkat sosial
ekonomi rendah telah diteliti memiliki persentase di bawah ukuran normal bagi
tinggi dan berat badan anak sehat. Sedangkan hubungan antara zat gizi dan
produktivitas kerja telah dikenal baik sejak satu abad yang lalu oleh
orang-orang yang mempunyai budak belian yang melihat bahwa gizilah berarti
penurunan nilai modal. Produktivitas pekerja yang disiksa atau mendapat tekanan
akan memberikan hasil yang lebih rendah bila dibandingkan dengan keadaan yang
diurus dengan baik, dalam artian diberikan makanan yang bergizi cukup baik.
Gizi salah merupakan sebab-sebab penting yang
berhubungan dengan tingginya angka kematian di antara orang dewasa meskipun
tidak begitu mencolok bila dibandingkan dengan angka kematian di antara
anak-anak yang masih muda. Dampak relatif yang ditimbulkan oleh gizi salah
ialah melemahkan daya tahan tehadap penyakit yang biasanya tidak mematikan dan
perbaikan gizi adalah suatu faktor utama yang membantu meningkatkan daya tahan
terhadap penyakit. Status gizi juga berhubungan langsung dengan lamanya waktu
yang diperlukan untuk penyembuhan setelah menderita infeksi, luka, dan operasi
yang berat.
H. Cara Perbaikan Status Gizi
Pengaturan makanan adalah upaya untuk meningkatkan
status gizi, antara lain menambah berat badan dan meningkatkan kadar Hb.
Berikut adalah pengaturan makanan yang bertujuan untuk meningkatkan status
gizi:
1. Kebutuhan energi dan zat gizi
ditentukan menurut umur, berat badan, jenis kelamin, dan aktivitas.
2. Susunan menu seimbang yang berasal
dari beraneka ragam bahan makanan, vitamin, dan mineral sesuai dengan
kebutuhan.
3. Menu disesuaikan dengan pola makan.
4. Peningkatan kadar Hb dilakukan dengan pemberian
makanan sumber zat besi yang berasal dari bahan makanan hewani karena lebih
banyak diserap oleh tubuh daripada sumber makanan nabati.
5. Selain meningkatkan konsumsi makanan kaya zat besi,
juga perlu menambah makanan yang banyak mengandung vitamin C, seperti pepaya,
jeruk, nanas, pisang hijau, sawo kecik, sukun, dll.
I.
Penanggulangan Masalah Gizi
Seperti yang telah kita ketahui, masalah gizi yang
salah kian marak di negara kita. Dengan demikian diperlukan penanggulangan guna
memperbaiki gizi masyarakat Indonesia. Berikut ini cara-cara yang dapat
dilakukan untuk menanggulangi gizi salah, baik gizi kurang maupun gizi lebih.
1.
Penanggulangan Masalah Gizi Kurang
Ø Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama
melalui peningkatan produksi beraneka ragam pangan;
Ø Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yng
diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan
tingkat rumah tangga;
Ø Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem
rujukan dimulai dari tingkat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga Puskesmas
dan Rumah Sakit;
Ø Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG);
Ø Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di
bidang pangan dan gizi masyarakat;
Ø Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan
berbagai produk pangan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas;
Ø Intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian
makanan tambahan (PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan
sirup besi serta kapsul minyak beriodium;
Ø Peningkatan kesehatan lingkungan;
Ø Upaya
fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, Iodium, dan Zat Besi;
Ø Upaya pengawasan makanan dan minuman;
Ø Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.
2.
Penangulangan Masalah Gizi Lebih
Status gizi adalah Ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture
dalam bentuk variabel tertentu, contoh gondok endemik merupakan keadaaan tidak
seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
Macam-macam penilaian status gizi:
a. Penilaian
status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi
menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, dan biokimia.
1.
Antropometri
a)
Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi.
b)
Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat
pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan
jumlah air dalam tubuh.
c)
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Max Index (BMI)
Salah satu contoh penilaian ststus gizi dengan
antropometri adalah Indeks Massa Tubuh. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass
Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi,
sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit
degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan
seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Pedoman ini
bertujuan memberikan penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan untuk
mencapai berat badan normal berdasarkan IMT dengan penerapan hidangan sehari-hari
yang lebih seimbang dan cara lain yang sehat.
Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa
digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya
untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi,
anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat
dihitung dengan rumus berikut:
IMT =
Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT
untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
Kategori
|
IMT
|
Kurus
|
17,0-18,4
|
Normal
|
18,5-25,0
|
Gemuk
|
25,1-27,0
|
Obesitas
|
>25,0
|
2.
Klinis
a)
Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting
untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial
tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang
dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
b)
Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis
secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi
secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat
gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang
dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau
riwayat penyakit.
3.
Biokimia
a)
Pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah
pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine,
tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
b)
Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak
gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih
banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
b. Penilaian gizi secara tidak langsung
ü Survei konsumsi makanan
-
Pengertian
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi.
-
Penggunaan
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan
gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan
individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat
gizi.
J. Permasalahan Gizi Masyarakat
Permasalahan Gizi Masyarakat dapat dilihat pada bagan
berikut :
UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep
makro (lihat skema.) sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah
kurang gizi. Dalam kerangka tersebut ditunjukkan bahwa masalah gizi kurang
dapat disebabkan oleh:
1.
Penyebab langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan
gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang
kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering
menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada
anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah
dan akan mudah terserang penyakit.
2.
Penyebab tidak langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi
kurang yaitu :
ü Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap
keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota
keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.
ü Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga
dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan
terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan
sosial.
ü Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.
Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air
bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap
keluarga yang membutuhkan.
Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat
pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi tingkat
pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan
keluarga, makin baik pola pengasuhan maka akan makin banyak keluarga yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan
3.
Pokok masalah di masyarakat
Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya
pemanfaatan sumber daya masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung
maupun tidak langsung.
4.
Akar masalah
Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta
kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya
pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi,
politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997. Keadaan
tersebut teleh memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan
ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai.
Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan
mikro. Masalah gizi makro adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan
atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein. Manifestasi dari masalah gizi
makro bila terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil yang Kurang Energi
Kronis (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir yang rendah (BBLR). Bila
terjadi pada anak balita akan mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau
marasmic-kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan pada
anak usia sekolah. Anak balita yang sehat atau kurang gizi secara sederhana
dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat
badan menurut tinggi, apabila sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik.
Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di
bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai dengan tandatanda
klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung,
kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada kaki, wajah
membulat dan sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus
Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai “busung lapar”. Gizi mikro (khususnya
Kurang Vitamin A, Anemia Gizi Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium).
Menurut Hadi (2005), Indonesia mengalami beban ganda
masalah gizi yaitu masih banyak masyarakat yang kekurangan gizi, tapi di sisi
lain terjadi gizi lebih.
L.
Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan Masa Depan
Berangkat dari besarnya masalah gizi dan kesehatan
serta bervariasinya faktor penyebab masalah ini antar wilayah, maka diperlukan
program yang komprehensif dan terintegrasi baik di tingkat kabupaten, provinsi,
maupun nasional. Jelas sekali kerja sama antar sektor terkait menjadi penting,
selain mengurangi aktivitas yang tumpang tindih dan tidak terarah.
Berikut ini merupakan pemikiran untuk program yang
akan datang, antara lain:
· Banyak hal yang harus diperkuat untuk melaksanakan
program perbaikan gizi, mulai dari ketersediaan data dan informasi secara
periodik untuk dapat digunakan dalam perencanaan program yang benar dan
efektif. Kajian strategi program yang efisien untuk masa yang datang mutlak
diperlukan, mulai dari tingkat nasional sampai dengan kabupaten.
· Melakukan penanggulangan program perbaikan gizi dan
kesehatan yang bersifat preventif untuk jangka panjang, sementara kuratif dapat
diberikan pada kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Bentuk program
efektif seperti perbaikan perilaku kesehatan dan gizi tingkat keluarga
dilakukan secara professional mulai dipikirkan, dan tentunya dengan ketentuan
atau kriteria yang spesifik lokal.
· Melakukan strategi program khusus untuk penanggulangan
kemiskinan, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan dalam bentuk strategi
pemberdayaan keluarga dan menciptakan kerja sama yang baik dengan swasta.
· Secara bertahap melakukan peningkatan pendidikan, strategi
ini merupakan strategi jangka panjang yang dapat mengangkat Indonesia dari
berbagai masalah gizi dan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Definisi Gizi kesehatan masyarakat merupakan penyulingan
kompetensi untuk gizi kesehatan masyarakat yang disarankan oleh para pemimpin
nasional dan internasional dilapangan.
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator
baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari.
Indikator status gizi yaitu tanda-tanda yang dapat
memberikan gambaran tentang keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan
zat gizi oleh tubuh
Beberapa faktor yang memengaruhi status gizi seseorang
yaitu faktor lingkungan, faktor ekonomi, faktor sosial-budaya, faktor
biologis/keturunan, dan faktor religi.
Akibat yang ditimbulkan karena gizi salah (malnutrisi)
akan berpengaruh negatif terhadap perkembangan mental, perkembangan fisik,
produktivitas, dan kesanggupan kerja manusia.
Cara-cara perbaikan status gizi yaitu dengan
pengaturan makanan yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi.
Penanggulangan masalah gizi terdiri dari:
Penanggulangan masalah gizi kurang dan Penanggulangan masalah gizi lebih
Gizi Daur Kehidupan. United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha
perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh
kelompok umur, dengan mengikuti siklus kehidupan. Pada bagan 1 dapat dilihat
kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian pada upaya perbaikan gizi
B.
Saran
Untuk mencegah terjadinya penyakit kekurangan gizi,
maka kita harus menjaga kesehatan dengan cara meningkatkan status gizi lebih
baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar